Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai perbedaan penulisan kata yang terdengar sama tetapi penulisannya berbeda. Salah satu contoh yang cukup sering menimbulkan kebingungan adalah penulisan “afdol” dan “afdal”. Kedua kata ini kerap digunakan dalam percakapan lisan, tulisan informal, bahkan media daring. Namun, pertanyaan pentingnya adalah: manakah penulisan yang benar menurut kaidah bahasa Indonesia?
Artikel ini akan membahas secara mendalam penulisan yang benar antara afdol atau afdal, lengkap dengan penjelasan makna, asal kata, penggunaan dalam kalimat, serta kesalahan umum yang sering terjadi. Dengan pembahasan yang komprehensif dan edukatif, kita dapat menggunakan bahasa Indonesia secara lebih tepat dan sesuai kaidah.
Pengertian Kata Afdol dan Afdal
Sebelum menentukan mana penulisan yang benar, kita perlu memahami terlebih dahulu makna dari kata yang dimaksud. Baik “afdol” maupun “afdal” berguna untuk menyatakan sesuatu yang lebih utama, lebih baik, atau paling sempurna daripada dengan pilihan lainnya.
Contohnya dalam kalimat:
- “Berdoa setelah salat adalah hal yang paling afdol.”
- “Cara ini lebih afdal dibandingkan metode sebelumnya.”
Secara makna, kedua kata tersebut tampak memiliki arti yang sama. Namun, dalam bahasa baku, kesamaan makna tidak selalu berarti kesamaan status kebakuan.
Asal Usul Kata Afdal
Kata afdal berasal dari bahasa Arab أَفْضَل (afḍal) yang berarti lebih utama atau lebih baik. Dalam bahasa Arab, kata ini merupakan bentuk perbandingan (isim tafdhil) yang berguna untuk menunjukkan tingkat keutamaan.
Ketika kata-kata dari bahasa Arab diserap ke dalam bahasa Indonesia, penulisannya biasanya disesuaikan dengan kaidah ejaan bahasa Indonesia, tetapi tetap mempertahankan bentuk dasarnya. Dalam hal ini, “afdal” merupakan bentuk serapan yang paling dekat dengan kata aslinya.
Status Kebakuan Menurut KBBI
Apakah Afdol Termasuk Kata Baku?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata yang baku adalah “afdal”. Kata ini tercantum secara resmi dengan makna:
afdal (adjektiva): lebih utama; lebih baik.
Sementara itu, penulisan “afdol” tidak tercantum sebagai lema utama dalam KBBI. Hal ini menunjukkan bahwa “afdol” bukan bentuk baku dalam bahasa Indonesia.
Mengapa Afdol Banyak Digunakan?
Meskipun tidak baku, kata “afdol” sangat populer dalam penggunaan sehari-hari. Hal ini terjadi karena faktor pelafalan lisan. Dalam pengucapan, bunyi “afdal” sering terdengar seperti “afdol”, sehingga banyak orang menuliskannya sesuai dengan apa yang mereka dengar.
Fenomena ini cukup umum dalam bahasa Indonesia, terutama pada kata serapan dari bahasa asing atau bahasa daerah.
Perbedaan Afdol dan Afdal Secara Linguistik
Secara linguistik, perbedaan antara “afdol” dan “afdal” terletak pada ejaan dan status kebakuan, bukan pada makna. Berikut penjelasannya:
| Aspek | Afdal | Afdol |
|---|---|---|
| Status | Baku (sesuai KBBI) | Tidak baku |
| Asal kata | Serapan bahasa Arab | Variasi lisan |
| Penggunaan resmi | Dianjurkan | Tidak dianjurkan |
Dari tabel tersebut, dapat kita simpulkan bahwa dalam konteks penulisan resmi dan akademik, kita harus menggunakan kata “afdal”.
Contoh Penggunaan Afdal dalam Kalimat
Agar pemahaman kita semakin kuat, berikut beberapa contoh penggunaan kata afdal dalam kalimat yang benar:
- “Menjaga kejujuran adalah sikap yang paling afdal dalam kehidupan bermasyarakat.”
- “Menggunakan bahasa baku akan lebih afdal dalam penulisan karya ilmiah.”
- “Musyawarah dianggap sebagai cara yang lebih afdal untuk mencapai mufakat.”
Kalimat-kalimat tersebut menunjukkan bahwa “afdal” berguna untuk menegaskan keutamaan atau pilihan terbaik.
Kesalahan Umum dalam Penulisan Afdol atau Afdal
Salah satu kesalahan umum yang sering kita jumpai adalah penggunaan kata “afdol” dalam tulisan formal, seperti artikel ilmiah, surat resmi, atau konten edukasi. Kesalahan ini biasanya terjadi karena:
- Terbiasa menggunakan bahasa lisan.
- Kurangnya rujukan pada KBBI.
- Anggapan bahwa “afdol” dan “afdal” sama-sama benar.
Padahal, dalam konteks kebahasaan yang baik dan benar, kita perlu membedakan antara bahasa lisan dan bahasa tulis.
Pentingnya Menggunakan Kata Baku
Menggunakan kata baku seperti “afdal” memiliki banyak manfaat, terutama dalam dunia pendidikan dan profesional. Beberapa di antaranya:
1. Meningkatkan Kredibilitas Tulisan
Tulisan yang menggunakan kata baku akan terlihat lebih profesional dan terpercaya.
2. Menghindari Ambiguitas
Kata baku memiliki makna yang jelas dan diakui secara luas, sehingga meminimalkan kesalahpahaman.
3. Mendukung Pelestarian Bahasa Indonesia
Dengan menggunakan bahasa sesuai kaidah, kita turut menjaga kelestarian dan kualitas bahasa Indonesia.
Kapan Afdol Masih Bisa Digunakan?
Meskipun tidak baku, kata “afdol” masih sering muncul dalam konteks:
- Percakapan sehari-hari.
- Dialog informal.
- Kutipan langsung dari tuturan lisan.
Namun, kita perlu memahami bahwa penggunaannya sebaiknya kita batasi pada konteks nonresmi.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa penulisan yang benar dan baku adalah “afdal”, bukan “afdol”. Kata “afdal” telah diakui secara resmi dalam KBBI dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Sementara itu, “afdol” hanyalah bentuk tidak baku yang muncul akibat kebiasaan pelafalan lisan. Oleh karena itu, dalam penulisan formal, akademik, dan profesional, kita selalu menggunakan kata afdal.
Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat meningkatkan kualitas bahasa yang kita gunakan sekaligus menghindari kesalahan yang sering terjadi. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah langkah kecil namun afdal untuk menjaga mutu komunikasi kita.